Oct 10, 2005

Pernaha gak sih merasakan jatuh cinta? Ato tau gak apa sih bedanya cinta ama sayang?

Malam tepatnya ekitar pukul 00.01 WIB 24 May 2005, saya dan teman-teman saya Reza, Nugie, Deta, Ricky mempermasalahkan soal bedanya kata “sayang” dan kata “cinta”. Pertanyaannya kira- kira begini; “apa sih bedanya sayang dan cinta?”

Mungkin kalo menurut saya kira-kira begini, cinta memiliki derajat yang lebih tinggi. Artinya cinta memerlukan pengorbanan. Selain itu penggunaan kata “cinta” biasa digunakan untuk menunjukan hubungan relasi vertikal. contoh seseorang berkata “saya mencintai Allah”. Namun sangat jarang orang menggunakan perkataan sayang untuk kalimat yang sama.

Namun pendapat saya tersebut dibantah oleh Nugie, beliau berpendapat justru sayang jauh diatas cinta derajatnya. Alasannya cinta mengharapkan perlakuan serupa dari objek yang dicintai terhadap diri kita?, ada benarnya. Pada dasarnya seseorang yang mencintai orang lain tentunya berharap reward yang sama. Menurut saya bullshit jika ada orang berkata bahwa cinta tak harus memiliki. Itu adalah pembenaran ketika orang berusaha menghibur diri dari kegagalan dalam bercinta.

Saya mengungkapkan suatu fenomena sebagai berikut. Suatu ketika, bila seorang pria terlibat HTI ( hubungan tanpa ikatan/ komitment) atau bahasa gaulnya TTM (teman tapi mesra), pria tersebut akan selalu mengucapkan kata “aku sayang kamu” terhadap pasangannya atau memanggil pasangannya “ Hai say!”. Namun pria tersebut akan berhati-hati dalam mengucapakan kata “Aku cinta kamu” kenapa?, karena sebagian orang menganggap cinta adalah perwujudan dari komitmen, dan bukti komitmen adalah tanggung jawab.

Lain lagi menurut teman saya Deta, beliau mengatakan bahwa cinta selalu disertai dengan nafsu. Nafsu bisa dalam berbagai wujud, artinya tak selalu berbau birahi. Nafsu bisa berwujud ingin memilki, nafsu menguasai dll. Sedangkan cinta tidak! Wah kalo gitu banyak donk definisi cinta?

Kalo menurut Ricky, sebenarnya bisa dilihat dari symbolic interactive dan object refference...nah yang ini saya bingung. Solanya udah bukan bahasa awam lagi, lebih kearah fillsafat. Saya bingung nenranginnya lagi, soalnya takut salah. Intinya sih harus dilihat berdasarkan objek, baru kita bisa mengambil kesimpulan (bener gak sih ki?)

What ever, yang jelas para pujangga kita dahulu tentunya selain bermaksud ingin memperkaya perbendaharaan bahasa melayu, beliau- beliau tentunya memiliki maksud dan makna tersendiri ketika menggunakan kata “sayang” dan “cinta” dalam syair ato pun gurindam mereka. What ever-lah...

No comments: